Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Labels

Looking for,,,

Sabtu, 17 Desember 2011

Aseeekkk !!

Sebuah komitmen sudah tertancap dalam hati,
tak ingin mengingkari...
yakin akan niat kepadaNya,,
dan menjaga agar tak ada lagi yang terluka atau dilukai...


hingga waktu yang akan menentukan,,, :)


Minggu, 30 Oktober 2011

Distribusi Pendapatan


2.1 Konsep-konsep Distribusi Pendapatan
Distribusi pendapatan nasional menggambarkan merata atau timpangnya pembagian hasil pembangunan suatu negara di kalangan penduduknya. Distribusi pendapatan nasional akan menentukan bagaimana pendapatan nasional yang tinggi akan mampu menciptakan perubahan-perubahan dan perbaikan-perbaikan dalam masyarakat. Distribusi pendapatan nasional yang tidak merata, tidak akan menciptakan kemakmuran bagi masyarakat secara umum. Terdapat berbagai kriteria atau tolok ukur untuk menilai kemerataan distribusi pendapatan nasional, tiga diantaranya yang paling lazim digunakan.
2.1.1 Kurva Lorenz
Kurva Lorenz menggambarkan distribusi kumulatif pendapatan nasional di kalangan lapisan-lapisan penduduk secara kumulatif juga. Selain itu kurva ini juga memperlihatkan hubungan kumulatif aktual antara persentase jumlah penduduk penerimaan pendapatan tertentu dari total penduduk dengan persentase pendapatan yang benar-benar mereka peroleh dari total pendapatan selama, misalnya satu tahun.
Kurva ini terletak dalam sebuah bujur sangkar yang sumbu horizontalnya menggambarkan persentase kumulatif penduduk, sedangkan sumbu vertikalnya menggambarkan persentase kumulatif pendapatan nasional. Garis diagonal yang membagi bujur sangkar disebut “garis kemerataan sempurna” dimana Kurva Lorenz akan ditempatkan. Kurva Lorenz yang semakin dekat ke diagonal (semakin lurus) menggambarkan distribusi pendapatan nasional yang semakin merata, sebaliknya jika kurva Lorenz semakin jauh dari diagonal (semakin lengkung) berarti distribusi pendapatan nasional semakin timpang atau tidak merata.
Description: E:\images (1).jpg
2.1.2 Indeks atau Rasio Gini
Indeks atau Rasio Gini adalah suatu koefisien yang berkisar antara angka 0 hingga 1 (0<G<1). Rasio Gini ini menjelaskan tentang kadar kemerataan (ketimpangan) distribusi pendapatan nasional. Semakin kecil koefisiennya (mendekati nol) maka pertama semakin baik atau merata distribusinya, sebaliknya apabila koefisiennya semakin besar (mendekati angka 1) maka distribusinya kian timpang atau senjang.
Perhitungan Rasio Gini juga dapat dilakukan dengan cara matematik dengan rumus:
                     n
   KG= 1 – å   (Xi+1 – Xt)(Yt + Yt+1)
                            1
KG = Angka Koefien Gini
X = Proporsi jumlah rumah tangga kumulatif dalam kelas i
Fi = Proporsi jumlah rumah tangga dalam kelas I
Yi= Proporsi jumlah pendapatan rumah tangga kumulatif kelas I

2.1.3 Kriteria Bank Dunia
Kriteria ketidakmerataan versi Bank Dunia didasarkan atas porsi pendapatan nasional yang dinikmati oleh tiga lapisan penduduk.
Indikator ketimpangan distribusi pendapatan menurut Bank Dunia
Distribusi Pendapatan
Tingkat Ketimpangan atau Kesenjangan
Kelompok 40% penduduk termiskin pengeluarannya <12% dari keseluruhan pengeluaran
Tinggi
Kelompok 40% penduduk termiskin pengeluarannya 12% sampai 17% dari keseluruhan pengeluaran
Sedang
Pengeluarannya >17% dari keseluruhan pengeluaran
Rendah

2.2 KETIDAKMERATAAN DISTRIBUSI PENDAPATAN
2.2.1 Ketidakmerataan Pendapatan Nasional
Ketidakmerataan distribusi pendapatan merupakan salah satu permasalahana pembangunan sebab pertumbuhan ekonomi tidak banyak bermanfaat terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat apabila distribusi hasil pembangunan tidak merata. Terdapat 8 (delapan) penyebab ketidakmerataan distribusi pendapatan, diantaranya: pertumbuhan penduduk yang tinggi, inflasi, pembangunan daerah tidak merata, penggangguran tinggi, mobilitas sosial rendah, memburuknya nilai tukar produk NSB, dan hancurnya industri kerajinan rakyat.
Distribusi atau pembagian pendapatan antar lapisan pendapatan masyarakat ditelaah dengan mengamati perkembangan angka-angka rasio Gini. Namun koefisien ini sendiri bukanlah merupakan indikator paling ideal untuk mengukur ketidakmerataan distribusi pendapatan antar lapisan. Derajat ketidakmerataan pendapatan dinyatakan dengan koefisien Gini (Gini Ratio), yang bernilai 0 (Kemerataan sempurna) sampai dengan 1 (Ketidakmerataan sempurna). Sebaran Gini Ratio berkisar antara 0,50-0,70 = ketidakmerataan tinggi, 0,36-0,49 = ketidakmerataan sedang, dan 0,20-0,35 = ketidakmerataan rendah. Koefisien Gini dapat diperoleh dengan menghitung rasio bidang yang terletak antara garis diagonal dan kurva Lorenz dibagi dengan luas separuh bidang di mana kurva Lorenz itu berada. Dalam Ilmu Ekonomi Industri, Koefisien Gini juga dapat dipergunakan untuk melihat konsentrasi pasar.
Koefisien Gini yang ditaksir melalui pendekatan pengeluaran sebenarnya kurang relistis, cenderung kerendahan. Hal ini mengingat di dalam data pengeluaran, unsur tabungan yang merupakan bagian dari pendapatan tidak turut terhitung. Padahal porsi pendapatan ditabung umumnya cukup besar di lapisan masyarakat berpendapatan tinggi.
2.2.2 Ketidakmerataan Pendapatan Spasial
Ketidakmerataan distribusi pendapatan antar lapisan masyarakat bukan saja berlangsung secara nasional akan tetapi hal itu juga terjadi secara spasial atau antar daerah yakni antara daerah perkotaan dan pedesaan.
Ketidakmerataan pendapatan yang berlangsung antar daerah tidak hanya dalam hal distribusinya, tapi juga dalam hal tingkat atau besarnya pendapatan itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dengan cara membandingkan persentase penduduk pedesaan terhadap penduduk perkotaan untuk tiap-tiap golongan pendapatan.
Porsi penduduk pedesaan yang berada pada rentang pendapatan lapis bawah lebih besar dari pada porsi penduduk perkotaan. Sebaliknya pada rentang lapis atas, porsi penduduk perkotaan lebih kecil.
2.2.3 Ketidakmerataan Pendapatan Regional
Secara regional atau antar wilayah, berlangsung pula ketidakmerataan distribusi pendapatan antar lapisan masyarakat. Bukan hanya itu, diantara wilayah-wilayah di Indonesia bahkan terdapat ketidakmerataan tingkat pendapatan itu sendiri. Jadi, dalam perfektif antar wilayah, ketidakmerataan terjadi baik dalam hal tingkatan pendapatan masyarakat antara wilayah yang satu dengan yang lain, maupun dalam hal distribusi pendapatan di kalangan penduduk masing-masing wilayah.
Dalam perbandingan antara pulau Jawa dengan luar jawa, secara umum distribusi pendapatan di kalangan lapisan-lapisan luar jawa lebuh baik dari pada di Jawa.
Dalam hal tingkat pendapatan sendiri, terdapat perbedaan yang cukup mencolok diantara wilayah-wilayah tanah air. Perbandingan ini dapat dilakukan melalui angka-angka produk domestik regional bruto (PDRB) per kapita antar propinsi.
2.3  Kesenjangan sosial
Di lihat berdasar indikator, terlihat masih berlangsungnya kesenjangan kesejahteraan antara penduduk desa dan penduduk kota. Bahkan untuk beberapa variable atau indikator, sekalipun skor kesejahteraaannya mengisyaratkan adanya perbaikan, perbedaan itu cukup signifikan. Persentase penduduk berusia 10 tahun ke atas yang dapat membaca lebih besar di kota daripada di desa. Keadaan bayi dan anak-anak balita di kota lebih baik daripada mereka yang tinggal di desa. Kelayakan rumah penduduk kota jauh lebih baik daripada rumah penduduk di desa. Indeks mutu hidup di kota lebih baik daripada di desa. Semua ini cukup untuk membuktikan betapa masih memperhatikannya kesenjangan sosial antara penduduk desa dan penduduk kota.
Ketidakmerataan atau ketimpangan diukur dengan berbagai variabel serta dalam berbagai dimensi. Hal ini merupakan fenomena sampingan yang tak terelakan dalam PJP I. Ketimpanagan yang bersifat majemuk dan berskala nasional. Kendati sejak Pelita III aspek pemerataan menepati urutan sekaligus prioritas utama, namun dalam pelaksaanya tampaknya tidak sepenuhnya ditepati. Tekanan pembangunan sejak pelita III sebagaimana tercermin dari berbagai program atau proyek semisal pembangunan pembangunan SD inpers,pasar inpers,puskesmas dan berbagai sarana public lainnya. Hal ini tertuju pada upaya pengurangan kemiskinan, bukan upaya pemerataan. Pengurangan kemiskinan, bukan upaya pemerataan. Pengurangan kemiskinan memang perlu karena kemiskinan bertalian dengn ketimpangan. Sebagai suatu bangsa, bukan hanya ingin hidup lebih makmur, tetapi mendambakan kebersamaan dan kemakmuran kesejahteraan bersama yang relative setara, tanpa perbedaan satu sama lain.
Kesejahteraan merupakan keinginan lahiriah. Keadaan seperti itu dapat memenuhi kepuasan hidup manusia secara individu. Manusia merupakan makhluk social, setiap orang merupakan bagian hidup dari masyarakat. Dalam kapasitas sebagai makhluk social,manusia membutuhkan kebersamaan dengan manusia lain dalam masyarakat. Kesetaraan kemakmuran dalam arti perbedaan yang tidak terlalu mencolok, merupakan salah satu sarana yang memnungkinkan orang dapat hidup bermasyarakat dengan baik dan tenang,tidak menimbulkan kecemburuan social. Kemerataan sama pentingnya dengan kemakmuran. Penguragan ketimpangan atau kesenjangan sama pentingnya dengan pengurangan kemiskinan   
2.4 Ketimpangan Pembangunan
Ketimpangan pembangunan di Indonesia selama ini berlangsung dan berwujud dalam berbagai bentuk, aspek, atau dimensi. Ketimpangan tersebut berupa pendapatan per kapita kegiatan atau proses pembangunan, ketimpangan spasial, serta ketimpangan sektoral dan regional. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat dari banyak hal, seperti bermunculannya kawasan kumuh (slumps) yang berada di tengah kota, selain itu juga dengan hadirnya pemukiman mewah yang berada di pinggiran kota. Perbedaan gaya hidup yang mencolok dalam masyarakat jua turut menjadi bukti terjadinya ketimpangan pembangunan.
Dalam mengatasi masalah ketimpangan pembangunan yang terjadi telah ada upaya untuk menanggulanginya seperti Peltia III, dilakukan dengan menempatkan pemerataan sebagai prioritas pertama dalam trilogi pembangunan.  Tetapi hasilnya hingga kini belum juga memuaskan. Ketimpangan  pada sektoral dan regional dalam suatu pembangunan dapat dilihat dengan menelaah perbedaan yang mencolok dalam aspek penyerapan tenaga kerja, alokasi dana perbankan, investasi dan pertumbuhan. Ketimpangan pertumbuhan anatara sektor tidak hanya terjadi pada masa pelita I sampai pelita V saja, namun juga direncanakan pada masa yang akan datang. Pada aspek pertumbuhan, ketimpangan sektoral akan terlihat mencolok apabila membandingkan antara sektor pertanian dengan sektor industri pengolahan.
Ketimpangan pertumbuhan antara sektor, khususnya sektor pertanian dan industri pengolahan merupakan suatu hal yang memang telah direncanakan. Perencanaan ini terkait dengan cita-cita nasional yang ingin menjadikan Indonesia sebagai negara industri. Demi mencapai negara yang maju, industrialisasi telah dipilih sebagai jalur pembangunan negara. Namun jika hanya berfokus pada sektor industri saja, maka tentunya dari sektor pertanian akan menglami ketimpangan. Seperti lahan pertanian akan semakin berkurang karena digunakan untuk lahan industri. Padahal sektor pertanian ini merupakan salah satu  sumber pendapatan yang banyak didapat dari negara Indonesia. Oleh karena itu disamping peningkatan sektor industri, dari sektor pertanian juga tetap harus dipertahankan atau paling tidak diperbaiki lagi agar mutunya bisa lebih bagus.
Terjadinya ketimpangan dalam distribusi pendapatan nasional merupakan masalah yang sering terjadi dalam negara yang sedang berkembang.  Berawal dari pendistribusian pendapatan nasional yang tidak merata, lalu berdampak pada ketimpangan pendapatan daerah dan memicu terjadinya dampak meningkatnya angka kemiskinan. Beberapa  faktor yang dapat menyebabkan ketimpangan pembangunan yakni :
1.    Saat pertama kali diadakan Pelita, sumber daya alam, kapital dan sarana prasarana tidak setara terhadap sumber daya manusia, sektor ekonomi, serta wilayah. Sehingga peluang dan harapan dalam pembangunan menjadi tidak seimbang. Ada yang cepat menyerap tenaga kerja, namun ada juga yang lamban dalam menyerap tenaga kerja.
2.    Terlalu berpusat pada sektor industri, sehingga sektor-sektor perekonomian yang lainnya cenderung diabaikan. Padahal sektor yang lainnya tersebut tetap dalam kondisi yang stagnan, terutama dari sektor pertanian, karena pada dasarnya Indonesia adalah negara agraris yang kaya akan dari sektor pertaniannya. Sebagaimana keyakinannya yang cenderung condong terhadap sektor industri tentu nantinya akan berprinsip efisiensi sebagai pijakan utama. Sektor industri selalu memproduksi barang dan jasa serta berprinsip mencari keuntungan yang banyak dengan modal yang sedikit. Dari kegiatan produksi tersebut tentu nantinya akan banya tercipta para pemilik modal. Akibat dominasi modal maka setiap hasil produksi tersebut nantinya akan banyak menguntungkan dari para pemilik modal. Sedangkan dari para tenaga kerja mendapat penghasilan yang tetap dari upah yang diberikan pemilik tanah. Para pemilik tanah mendapatkan laba dari sewa tanah yang telah disepakati dengan pemilik modal.
Dalam sistem pembagian pendapatan ini cenderung ditetapkan secara sepihak olehpemilik lahan akibat posisi tawar mereka yang jauh lebih kuat daripada para buruh tani. Oleh karena itu, ketimpangan pemerataan pendapatan dalam hal ini bukanlah merupakan dari kebijakan pemerintah yang mengutamakan sektor tertentu, namun karena ketidak adilan pembagian hasil pendapatan.



Jumat, 14 Oktober 2011

NARASI PEMBEKALAN SANTRI KELAS VI PERSIS BANGIL

Kamis, 18 Juni 2009

6 Tahun silam ….

Flash back memutar memory
Ketika itu kami datang tanpa ilmu
Merelakan buaian orang terkasih
Saat itu kami hadir
Semuanya terasa asing
Entah mau mulai menapak dari mana

            2.190 hari lalu
            Kami mulai menanam
            Dengan semangat membara
            Kami mencoba meraih impian

Selama  52.360 jam
Kami bersama
Banyak cerita tlah kami rangkai
Dan 3.141.600 menit
Kami coba tuk menumpuk sedikit demi sedikit ilmu disini
Namun semua itu tak lepas dari peran serta para pendidik
Serta kekuatan do’a Bunda dan Ayahanda kami
Kini pada detik ke 188.496.000

Kami berdiri di sini
Berharap mampu menuai apa yang kami tanam selama ini
Di penghujung perjalanan study kami ini
Kami ingin ucapkan beribu rasa syukur
Atas semua yang telah kami peroleh
Serta kami haturkan beribu ucapan maaf
Atas kesalahan yang telah kami lakukan
Dan beribu rasa terima kasih
Kepada seluruh insan yang telah berperan dalam perjalanan kami ini

            Esok ….
            Semuanya tlah berbeda
            Kita tlah terpisahkan oleh jarak

Memang….
Jauh itu ada jarak yang terpisah
Jauh itu ada ruang yang memisahkan kita
Jauh itu ada insan yang terpisah
Jauh itu ada hati yang dipisah
Namun Jauh itu ada rindu yang tak sudah.

Kamis, 22 September 2011

#Ambigu..

Perasaan itu kembali hadir,
Beberata tahun yang lalu hal seperti ini selalu menganggu pikiran dan hati,
Tertalu sulit untuk memilih,
Antara kebahagian mereka atau keegoisan diri
Butuh pengorbanan,
Butuh kedewasaan,
Butuh kesabaran,
Butuh ketahanan,
Butuh pemikiran yang matang,
Sulit memang, tapi perasaan kali ini sedikit berbeda…
Terlalu berat beban yang harus dipikul,
Satu harap, ikhlaskan semua ini….

Kamis, 08 September 2011

What Should I do?

Tak tahu bagaimana semua ini bermula, dia datang secara tiba-tiba..
merasuk lembut hingga tak berasa,
terjadi kesalah fahaman,
lepas tangan kah??
tapi,,,

semua terasa serba salah,
sekarang sudah tak ada gunanya,
ingin maju tapi takut,
ingin mundur semakin takut,

entahlah,,,

Jumat, 26 Agustus 2011

Sepenggal Keluhan :D

Aku tak ingin memilih antara Kamu dengan Dia
menentukan tujuan boleh berbeda, tapi pada dasarnya kita semua memiliki tujuan yang sama,

Kamu,,,
Meskipun engkau masih dalam kandungan,
terkadang aku lebih memahami akan hadirmu di sini,
ketika semua orang ingin meninggalkan dirimu,
aku ingin menjaga dirimu hingga kelak engkau dewasa
meski terkadang sempat terfikirkan untuk pergi...

Dia,,,
aku tahu sekarang engkau sudah besar,
tapi tak ada dalam hatiku untuk meninggalkanmu,
meski terkadang hati dan fikiran rapuh ketika semua orang menuntut,
meski terkadang aku tak bisa memahami kemauanmu,
meski terkadang aku harus jauh dari diriku yang sebenarnya untuk memahami dirimu,

Inilah aku yang penuh dengan keterbatasan,
Inilah aku yang ingin memahami kalian dengan cara ku sendiri,
Inilah aku yang berkeinginan untuk menjadi seperti apa yang DIA inginkan...

Senin, 22 Agustus 2011

Kiat-kiat menulis unik dalam Chat FB 


Saat ini perkembangan dalam Iptek sangat pesat sekali, tak terkecuali berbagai tulisan-tulisan tak mau ketinggalan untuk unjuk rasa :D
Ini ada berbagai cara menulis di chat FB seperti dalam MC. Word (bisa Bold and Underline). Tak susah untuk membuatnya, kalo tetep tidak bisa mungkin tergantung amal & perbuatannya saja hahahaha

seepp... 
pertama cara membuat "Bold"
Untuk membuat tulisan bercetak tebal cukup beri tanda bintang (*), di depan dan belakang tulisan.
e.g: *tulisan unik*
hasil: tuisan unik 
2     selanjutnya "Underline"
Tak jauh berbeda dengan yang di atas, hanya saja untuk membuat tulisan Underline cukup di beri tanda ( _ ) di depan dan belakang tulisan.
e.g: _tulisan unik_
hasil: tulisan unik
3.    And yang terakhir adalah "Double unik"
Maksud dari double unik ini adalah gabungan antara "Bold and Underline".
e.g: *_tulisan unik_*
hasil: tulisan unik 

To be continue,,,,

Jumat, 19 Agustus 2011

Dia,,,

Tak ada yang tahu pasti kapan dia hadir,
Dia datang secara tiba-tiba
merasuk secara lembut ke dalam Qolbu
perlahan,,, tapi pasti...
dia tak mengenal waktu dan kondisi
terkadang dia begitu menyakitkan,
ketika apa yang diinginkan tidak tercapai
memberontak,,, menusuk,,,
SAKIT !!!!
terkadang dia sangat lelah, jenuh...
ketika apa yang dilakukannya tidak dihargai dan terbuang sia-sia... 

Jumat, 22 Juli 2011

Lembayung Bali

Menatap lembayung di langit Bali
Dan kusadari betapa berharga kenanganmu
Di kala jiwaku tak terbatas
Bebas berandai memulang waktu
Hingga masih bisa kuraih dirimu
Sosok yang mengisi kehampaan kalbuku
Bilakah diriku berucap maaf
Masa yang tlah kuingkari dan meninggalkanmu
Oh cinta
Teman yang terhanyut arus waktu
Mekar mendewasa
Masih kusimpan suara tawa kita
Kembalilah sahabat lawasku
Semarakkan keheningan lubuk
Hingga masih bisa kurangkul kalian
Sosok yang mengaliri cawan hidupku
Bilakah kita menangis bersama
Tegar melawan tempaan semangatmu itu
Oh jingga
Hingga masih bisa kujangkau cahaya
Senyum yang menyalakan hasrat diriku
Bilakah kuhentikan pasir waktu
Tak terbangun dari khayal keajaiban ini
Oh mimpi
Andai ada satu cara
Tuk kembali menatap agung surya-Mu
Lembayung Bali


Sabtu, 18 Juni 2011

18 juni 2011


Teruntuk sahabat ku …

Tepat 2 tahun yang lalu kita menyandang gelar Alumni, gelar yang selalu kita tunggu-tunggu kapan kita akan mendapatkannya. Yahh,,, 2 tahun sudah kita menjadi Alumni temaaan …
Tak terasa begitu cepat, 6 tahun kita selalu bersama di tempat yang sering kita sebut “penjara suci” or ”kotak ijo”. Tempat dimana kita selalu menjalani hari-hari bersama, mulai dari rutinitas sehari-hari, bermain dan belajar bersama, canda dan tawa bersama, sesah dan sedih bersama, menghadapi masalah bersama, menghadapi segala macam ujian pun bersama,,, hingga akhirnya kita bisa pergi berda’wah dan study banding bersama. *mungkin lebih tepatnya study tour .
Semua kenangan itu masih melekat di otak, tak ada yang dapat mengantikan posisi kalian di hati ini. *untuk saat ini

Kamis, 18 Juni 2009
Inilah hari yang telah lama kita tunggu-tunggu, 6 tahun kita bertahan hingga akhirnya kita bisa keluar dari tempat itu,,,
Tapi,, entah bagaimana perasaan ini, senangkah??? Or sedih?!!! tak jelas bagaimana perasaan yg sebenarnya.
Tepat pukul 18.30 WIB, acara pembekalan bagi kita santri kelas 6 dimulai, sambutan demi sambutan telah berlalu hingga tiba saat pembacaan SK (Surat Keputusan) kelulusan kita yang dibacakan oleh Ust. Aliga Ramli. Saat dibacakan perasaan ini campur aduk menjadi satu antara deg degan, tegang, takut dll. Ucapan syukur dan sujud kita lakukan tatkala kita telah dinyatakan lulus 100% dan resmi menjadi Alumni

satu persatu kita di panggil untuk maju ke atas panggung,
barisan pertama: Evi, Wulger, Tafida, Qoris, Vina, ZaQia, Bia, Bunga, Nazli, Ida, Navila, Jovi, Niken, Amini, Laily, Jihan, Riri, Baiq, Ni'matul, Nia, Hana, Lena, Anggun, Fika, Winda
barisan tengah: Ima, Hera, Nona, Ria, Indah, Qomar, Tian, Erni, Wulbal, Nimas, Uul, Nahla, Inong, Lina N, Indri, Ayi', 3nita, Sarinah, Dinar, Sabrina, Dwi
barisan depan: Lina Z, Maysaroh, Elsa, Likha, Tupong, RefQi, Abidah, Ifat, Anis, Dian, Ilma, Nadia, Nurul, RifQo, Maddah

Sabtu, 18 Juni 2011
sekarang di tanggal yang sama, namun hari & tahun berbeda sudah banyak yang berubah pada kita. Banyak sekali hal-hal yang terjadi, ternyata perjalan waktu yang singkat ini mampu membuat kita mengalami perubahan yang drastis.
banyak teman kita yang "TIDAK GADIS" lagi *sudah merried :D
bahkan sampai saat ini kita sudah mempunyai 7 keponaan yang sudah terditeksi ^^

Malam berukir bintang,,,
canda dan tawa, susah dan sedih selalu bersama,
meski masalah kadang menyapa kita semua,
itu tak sebanding dengan kenangan yang telah kita lalui bersama

Ingatlah selalu teman,
kita berpisah tak untuk selamanya
dimana ada perpisahan disitu ada pertemuan
suatu saat entah dimana kita semua akan berkumpul bersama lagi...

Rabu, 04 Mei 2011

Strategi Menggapai Mimpi



Mimpi adalah sebuah bayangan tentang sesuatu yang kita harapkan terjadi dimasa depan, seabsurd apapun itu. Setiap orang mempunyai mimpi, entah itu sadar ataupun tanpa disadari. Akan tetapi tak semua orang mengejar mimpi-mimpinya. Orang sukses selalu memupuk mimpi-mimpinya, sedangkan orang yang gagal akan membunuh mimpi-mimpinya.
Dampak dari membunuh mimpi adalah dapat mematikan motivasi, kreativitas dan potensi kita, yang berakibat dapat menbuat diri kita seperti MAYAT BERJALAN => MATINYA KESUKSESAN. Pastinya kita semua tidak mau hal tersebut terjadi, so agar kita tidak menjadi seperti MAYAT BERJALAN maka biarkanlah diri kita bermimpi agar tetap HIDUP, coz dengan bermimpi maka kita akan berbeda dengan binatang dan ingat segala  kesuksesan berawal dari sebuah mimpi. Seperti kata Arai dalam buku Sang Pemimpi “Bermimpilah karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi kita”.
Agar Strategi Menggapai Mimpi bisa tercapai, maka pupuklah mimpi itu agar menjadi kenyataan. Seperti seorang petani yang akan menggarap ladangnya yaitu dengan mengenali hukum tanaman.
1.      Pilihlah mimpi yang benar
Ibarat sebuah tangga, janganla kita langsung menaiki tangga tersebut untuk menggapai impian tapi letakkanlah tangga tersebut pada sebuah diding yang kokoh. Dengan begitu mimpi kita tak  akan mudah goyah dan hancur.
2.      Miliki mimpi yang potensial berkembang
Ciri-ciri mimpi yang berpotensial berkembang harusnya sesuai dengan kemampuan atau bakat yang kita miliki, jangan sampai mimpi kita itu tidak realistis dan melompat jauh dari kemampuan/bakat kita, dan dapat dibayangkan dengan jelas dan terukur.
3.      Untuk mewujudkan mimpi, carilah ‘TANAH’ yang cocok
Agar kita lebih mudah dalam mewujudkan mimpi, kita harus dapat menciptakan lingungan yang mendukung. Unsur-unsur yang dapat mendukung seperti teman dan keluarga mereka adalah sinergi kita.
4.      Pupuklah mimpi dengan pupuk yang tepat
Misalnya dengan memiliki kepercayaan yang tinggi (pe-de), mempunyai ide-ide yang kreatif, dan dapat memanajemenkan waktu dengan sangat baik.
5.      Memupuk mimpi dengan rutin
Memupuk mimpi dengan rutin adalah usaha yang tekun dan tidak takut gagal, caranya dengan menciptakan suasana yang dapat membangkitkan semagat, yakin 100% bahwa kita akan sukses, hilangkan kata “kegagalan” dalam pikiran kita, yakini kegagalan adalah anak tangga menuju sukses, yakini semakin takut gagal, semakin besar peluang untuk gagal, yakini bahwa tidak berani menghadapi kekagalan adalah kegagalan itu sendiri, jangan biasakan menunda pekerjaan, lakukan sekarang juga (just do it!) 
6.      Hindari mimpi dari HAMA
INGAT....... Hama dapat menghancurkan sebuah mimpi, contohnya:
Ø  Hawa nafsu untuk bersenang-senang sehingga lupa waktu
Ø  Dengki dan iri akan keberhasilan orang lain
Ø  Sombong dan egois terhadap lingkungan
Ø  Tidak mempunyai pendirian alias plin-plan
Ø  Lupa bersyukur kepada Allah swt.
Insyaallah dengan melakukan strategi menggapai mimpi dengan konsisten, niscaya kita akan dapat memetik hasilnya ^_^